Pengertian Sujud Sahwi: Hukum, Tata Cara, dan Sebabnya

Berdakwah.com, Penting untuk mengetahui pengertian sujud sahwi. Pernah melakukan sujud sahwi, atau melihat orang melakukan sujud sahwi? Sujud sahwi menjadi solusi ketika dalam sholat kita lupa rakaat dalam sholat yang sedang kita kerjakan. Tak jarang ketika sholat seseorang lupa sudah sampai rakaat berapa dan kurang berapa rakaat. Terutama dalam sholat wajib.

Sangat dimaklumi karena disebutkan bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa tak terkecuali dalam hal beribadah seperti sholat. Tetapi semua hal yang berhubungan dengan sholat dan ibadah lainnya sudah diatur. Mengenai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan bagaimana cara memperbaikinya supaya sholat tetap sah. Ada panduan ibadah yang bisa dijadikan rujukan.

Pengertian Sujud Sahwi dari Segi Bahasa dan Istilah

Sujud sahwi adalah solusi perbaikan kelalaian. Bukan berarti untuk membenarkan dan menganggap sholat sebagai ibadah yang sepele. Tetap harus diupayakan untuk selalu khusyu’ atau fokus ketika melakukan ibadah sholat. Karena sholat sebenarnya bukan kepentingan agama tetapi kebutuhan setiap manusia yang memeluk agama Islam. Baik sholat wajib maupun sholat sunah sehari-hari.

Lupa disini adalah sebab yang tidak disengaja. Bisa saja ketika dalam sholat seseorang ragu dalam hitungan rekaat yang sudah dikerjakan. Maka diajarkan untuk tetap melanjutkan sholatnya sesuai rukun yang berlaku. Dan tetap berusaha khusyu’, tidak perlu berhenti dalam sholat dan memulai sholat dari awal. Panduannya dipelajari di sekolah atau pengajian.

Pengertian Sujud Sahwi Dari Segi Bahasa

Pengertian sujud sahwi berasal dari kata sahwi yang artinya lalai bisa juga ragu. Dalam bahasa arab dikenal 2 kata yang memiliki arti lupa atau lalai. An nasii adalah lupa yang masih bisa diingatkan atau diperbaiki. Kata kedua adalah as saahii yaitu lupa yang sudah tidak bisa diingatkan.

Lupa dan ragu adalah kata yang maknanya terjadi begitu saja oleh suatu sebab. Bukan perbuatan yang memang sengaja dilakukan dengan dasar. Sangat dimaklumi bahwa manusia dengan segudang aktifitasnya seringkali lupa dalam ibadah. Banyak alasan yang menyebabkan lupa atau ragu dalam sholat yang dikerjakan. Dan lupa atau ragu bukan perbuatan dosa.

Pengertian Sujud Sahwi Dari Segi Istilah

Pengertian sujud sahwi yaitu sujud yang dikerjakan dalam sholat dengan tujuan untuk melengkapi kekurangan tanpa harus mengulangi sholat dari awal. Sholat yangdikerjakan tetap sah hanya walaupun ada kekurangan atau kelebihan rakaat dalam sholat yang dikerjakan tersebut. Kemudian melakukan sujud sahwi.

Sebagai manusia, Rasulullah juga tak luput dari kelalaian dalam sholat. Diriwayatkan dalam hadist HR. Bukhari, pernah suatu ketika Rasulullah memimpin sholat berjamaah tetapi terdapat kelebihan rakaat. Sholat Dzuhur yang seharusnya hanya 4 rakaat dikerjakan dalam 5 rakaat. Setelah itu Rasulullah SAW melakukan sujud lagi sebanyak dua kali setelahnya sholat tersebut.

Hukum Sujud Sahwi

Hukum sujud sahwi menurut Imam Hanafi adalah wajib. Apabila seorang imam dalam suatu sholat lupa rakaat sholat maka harus dilengkapi atau diperbaiki melalui sujud sahwi ini. Makmum di belakangnya juga harus mengikuti sujud sahwi. Hal yang sama berlaku juga bagi yang melakukan sholat sendirian di rumah atau yang disebut munfarid.

Namun kewajiban sujud sahwi ini menjadi gugur apabila waktu sholat telah habis atau memasuki waktu yang diharamkan untuk melakukan sholat. Contohnya lupa rakaat sholat subuh, tetapi pada saat yang sama sudah terbit matahari maka kewajiban sujud sahwi gugur. Pada sholat Ashar jika matahari sudah hampir tenggelam tidak boleh sujud sahwi.

Baca Juga: Pengertian Fiqih dalam Islam

Menurut Imam Maliki dan Imam syafi’I, sujud sahwi hukumnya sunah muakkadah. Sunah yang dikuatkan karena dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Artinya tidka dikerjakan tidak apa-apa, tidak mengurangi sahnya sholat. Tetapi lebih baik dan lebih utama jika dilakukan karena sujud sahwi juga dilakukan Rasulullah ketika mendapati kesalahan jumlah dalam rakaat sholatnya.

Menurut Imam Hambali, sujud sahwi wajib dikerjakan tetapi bisa menjadi mandub dan mubah. Menjadi wajib apabila tidak melakukan suatu rukun sholat, ragu-ragu, dan lupa mengerjakan kewajiban dalam sholat. Mandub ketika lupa atau sengaja melakukan masyru’ tidak pada tempatnya kecuali salam. Dan menjadi mubah ketika tidak mengerjakan sunah-sunah dalam suatu sholat.

Sebab-Sebab Sujud Sahwi

Sebab pertama adalah adanya kekurangan dalam sholat. Kekuranga karena tidak mengerjakan rukun sholat karena lupa. Apabila ingat kekurangan tersebut ketika akan memulai al-fatihah rakaat selanjutnya maka harus mengulang rukun rakaat sebelumnya, kemudian rukun setelahnya diakhiri dengan sujud sahwi. Ketika kurang rakaat sholat harus menambah setelah ingat dan diakhiri sujud sahwi.

Sujud sahwi juga dilakukan ketika terjadi penambahan dalam sholat. Ketika mengingat kelebihan rakaat sholat di tengah kelebihan rakaat yang sedang dikerjakan, maka harus segera duduk untuk tasyadud akhir dan diakhiri salam. Setelah itu melakukan sujud sahwi setelah salam. Apabila mengingat kelebihan rakaat setelah sholat selesai dikerjakan maka langsung sujud sahwi.

Baca Juga: Pengertian Sunnah

Ragu-ragu juga menjadi penyebab sujud sahwi. Apabila timbul keraguan jumlah rakaat sholat di tengah-tengah sholat maka pilih jumlah yang mantab diyakini. Kemudian melakukan sujud sahwi. Apabila keraguan jumlah rakaat dan tidak yakin sama sekali jumlah yang benar, maka ambil yang sedikit misal 3 atau 4, pilih 3 kemudian sujud sahwi.

Menurut Imam Hanafi ada hal lain yang juga menjadi sebab sujud sahwi. Misalnya lupa tidak membaca al-fatihah, tidak membaca surat pendek atau panjang setelah al-fatihah pada rakaat 1 dan 2 sholat wajib. Kemudian ketika lupa membaca tasyhadud akhir, lupa sujud hanya satu kali pada rakaat sholat. Tidak tuma’ninah dalam sholat.

Tata Cara Melakukan Sujud Sahwi

Ketika sholat berjamaah dan imam lupa mengenai rukun sholat, atau jumlah rakaat sholat dan lainnya maka makmum laki-laki membaca “subhanallah”, sedangkan makmum wanita mengingatkan dengan cara menepuk tangan. Jika imam lupa mengerjakan sujud sahwi setelah terjadi kelalaian dalam sholat, maka makmum wajib mengingatkan, kemudian mengikuti imam untuk melakukan sujud sahwi.

Sujud sahwi bisa dilakukan sebelum atau sesudah salam dalam sholat yang dikerjakan. Jika mengingat kelalaian sebelum sholat selesai maka hendaknya sujud sahwi dilakukan sebelum salam. Jika kelalaian diingat setelah selesai sholat makan sujud sahwi dilakukan seketika setelah salam dalam sholat. Intinya tetap ada penambalan atas kekurangan atau kelebihan dalam sholat. Sujud sahwi diawali dengan takbir “Allahu Akbar” tetapi bukan takbiratul ikhram seperti mengawali sholat pada umumnya. Kemudian sujud dilakukan sebanyak 2 kali dan diakhiri dengan salam. Sujud sahwi dilakukan dengan membaca “subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” yang artinya Maha suci Alloh, dzat yang tidak pernah tidur dan lupa.

Bagaimanapun kesalahan atau kekurangan dalam ibadah, semua sudah diatur dan ada solusi untuk memperbaikinya. Fitrah manusia sebagai makhluk yang sering salah dan lupa sudah tertulis dalam Al-qur’an. Untuk itu semua urusan dalam ibadah sudah disesuaikan dengan kapasitas kemampuan manusia dalam menjalankannya. Itulah penjelasan mengenai pengertian sujud sahwi yang harus diketahui.

Tinggalkan komentar