Pengertian Akhlak, Menurut Para Ahli dan Macamnya

Berdakwah.com, pengertian akhlak (moral) sangat luas. Sering sekali dalam aktifitas sehari-hari kita mendengar anjuran untuk memperbaiki akhlak, menjaga akhlak mulia. Kaum muslim tentunya sudah sangat akrab dengan istilah akhlak. Lantas apa si akhlak itu ? Akhlak berasal dari bahasa Arab “Al-Khulk”, pengertian dalam bahasa Indonesai adalah tabiat, perilaku, karakter, perangai. Yang kita kenal mempunyai 2 sisi yaitu baik dan buruk.

Akhlak sendiri adalah bentuk jamak dari Khulk. Perilaku, tabiat, karakter terbentuk ketika seseorang melakukan suatu perbuatan secara berulang, tidak hanya perbuatan sekali. Perbuatan berulang itu yang kemudian dikenal oleh orang lain sebagai sifat dasarnya. Karena merupakan dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan suatu perbuatan, bukan atas perintah orang lain.

Pengertian Akhlak Menurut Para Ahli

Pengertian akhlak dari segi istilah adalah sifat atau watak seseorang yang sudah dimiliki sejak dini dan tercermin dari dalam tingkah lakunya sehari-hari, dalam hubungannya dengan orang lain dan alam sekitar. Tetapi sebenarnya sejak lahir, setiap orang memiliki akhlak atau sifat yang baik. Lingkungan dan pergaulan yang mempengaruhi perilaku kehidupan seseorang.

Sesungguhnya setiap bayi terlahir dalam keadaan bersih dan suci, yang membentuknya adalah didikan orang tua dan lingkungan masyarakat. Hal tersebut semakin dipertegas oleh Firman Allah SWT dalam Q.S Shad:46 yang menjelaskan bahwa setiap manusia telah disucikan dengan anugerah akhlak tinggi yaitu selalu mengingat kehidupan di akhirat. Tersirat bahwa mengingat akhirat akan memperbaiki akhlak.

Baca Juga: Pengertian Qanaah

Banyak ahli agama Islam membahas mengenai akhlak. Berikut ini merupakan penjelasan akhlak dari masing-masing ahli:

Menurut Ibnu Maskawaih

Akhlak adalah sifat yang sudah tertanam dan menjadi kebiasaan seseorang untuk melakukan suatu hal tanpa pemikiran dan pertimbangan. Secara spontan dilakukan sebagai cerminan dari kebiasaan yang sudah dilakukan sejak lama. Jadi tidak dipengaruhi oleh perintah orang lain.

Menurut Abu Hamid Al Ghazali

Akhlak adalah sifat terpatri dalam diri seseorang menimbulkan kesenangan dalam dirinya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. Perbuatan yang dikerjakan secara langsung sebagai respon atas suatu hal, tanpa perenungan terlebih dahulu mengenai baik dan buruknya. Dilakukan dengan ringan mudah tanpa perintah atau paksaan dari pihak manapun.

Menurut Nurcholish Madjid

Pengertian akhlak sebagai satu asal yang sama dengan khalq (proses penciptaan), khaliq (yang menciptakan) dan makhluq (hasil ciptaan). Mengacu pada pandangan Islam mengenai penciptaan manusia. Bahwa manusia diciptakan dengan tujuan kebaikan dan kemuliaan sehingga manusia mendapat julukan “ahsanu taqwim” yaitu sebaik-baiknya ciptaan.

Menurut Ibrahim Anas

Akhlak adalah suatu ilmu yang fokus membahas semua nilai yang berhubungan dengan perbuatan manusia. Mencakup nilai kebaikan dan keburukan yang bersumber dari perbuatan yang dilakukan kepada makhluk lain. Bisa dengan diri sendiri, dengan orang disekitarnya, orang asing maupun dengan lingkungan alam sekitar secara lebih luas.

Macam-macam Akhlak

Ada 2 macam akhlak yaitu akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah. Pengertian akhlak mahmudah atau akhlak fadhilah adalah segala bentuk perbuatan baik atau terpuji. Perbuatan-perbuatan yang mencerminkan ketinggian budi pekerti dan keimanan seseorang. Mencontoh perilaku para Rasul dan Sahabat dimana segala tindakan berdasarkan apa yang sudah diajarkan dan ditanamkan sejak dini.

Sangat mengedepankan kebaikan kepada sesama demi mendapat Ridho dari Alloh SWT. Bukan sekedar pujian dari makhluk yang seringkali terucap hanya untuk basa-basi dan menyenangkan orang lain. Akhlak terpuji dilakukan untuk kepentingan diri sendiri, sebagai wujud ketaatan pada ajaran agama Islam. Orang dengan akhlak terpuji akan lebih tenang dalam menjalani kehidupan.

Akhlak mazmumah, kebalikan dari akhlah mahmudah, yaitu akhlak yang tidak terpuji atau tercela. Segala bentuk perilaku dan perbuatan yang secara sengaja dilakukan demi kepentingan diri sendiri. Perbuatan ini dilakukan berulang dan membawa kerugian dalam masyakarat. Akhlak tercela sangat tidak disukai dalam kehidupan bermasyarakat. Sifatnya mengganggu, merusak dan merugikan orang lain.

Dalam kehidupan bermasyarakat tidak semua orang berakhlak terpuji. Masing-masing orang memiliki sifat yang berbeda satu sama lain. Dalam satu keluargapun sering terjadi perbedaan sifat antara anggota keluarga. Pembentukan akhlak di mulai dari sini. Bagaimana pendidikan yang diberikan oleh orang tua sejak lahir, lingkungan pergaulan dan pendidikan di sekolah sangat mempengaruhi.

Akhlak Terpuji dan Tercela

#1. Contoh akhlak terpuji adalah haya’ atau malu, maksudnya malu melakukan hal-hal tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Malu meninggalkan kewajiban sholat, malu untuk melukai atau merugikan orang lain. Ta’awun, saling menolong antar sesama. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa dipisahkan dengan manusia lain. Tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Khifdul lisan, menjaga lisan, orang berakhlak terpuji akan berhati-hati dalam berbicara kepada orang lain dan selalu berkata jujur. Berkata hal-hal baik atau memilih diam, supaya tidak melukai lawan bicara. Afwu, pemaaf, dalam berhubungan dengan orang lain tentu sering terjadi gesekan baik yang disengaja maupun tidak. Memiliki sikap pemaaf akan menjadikan seseorang mulia dan bahagia.

#2. Contoh akhlak tercela adalah ananiyah, egois. Orang seperti ini akan mementingkan diri sendiri di atas kepentingan orang lain. Tidak mempedulikan akibat dari setiap perbuatannya yang penting adalah kesenangan pribadi. Al-buhtan atau bohong, orang yang suka berbohong berpotensi menjadi penipu. Berbohong sangat merugikan orang lain baik dari segi finansial atau moral.

Al-ghadlab atau pemarah. Pemarah adalah perilaku yang terbentuk dari dalam diri sejak kecil. Jika dibiasakan membawa dampak tidak baik bagi kehidupan bahkan menimbulkan kerugian. Al-ishraf atau berlebihan. Berlebihan dalam artian menyia-nyiakan suatu hal yang tidak bermanfaat. Misalnya berhias, berpakaian, makan dan minum, tertawa dan sebagainya yang justru akan menimbulkan kerugian.

Hal-hal yang Mempengaruhi Akhlak Manusia

Menurut aliran nativisme, akhlak manusia dibentuk dari keturuna atau pembawaan semenjak lahir. Pembawaan ini merupakan faktor utama yang akan menentukan karakter. Pembawaan ini bisa berupa sikap dasar, bakat, minat dan kemampuan. Yang umumnya diturunkan dari genetik kedua orang tuanya. Jika akhlak orang tuanya baik maka akhlak anak-anaknya juga baik.

Secara empirisme, akhlak manusia lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Lingkungan sekitar tempat bertumbuh dan berkembang memiliki andil yang sangat besar terhadap pembentukan sifat seseorang. Jika lingkungan baik maka anak juga akan baik. Pengaruh kebaikan yang diterima sejak kecil akan dibawa sampai dewasa sebagai tabiat yang melekat dalam diri.

Menurut aliran konvergensier, akhlak manusia dipengaruhi 3 faktor yaitu pembawaan dari dalam diri manusia, faktor lingkungan dan pembinaan secara khusus. Maksud pembinaan khusus ini adalah pendidikan. Setiap orang pasti akan mengenyam pendidikan sejak dini baik di sekolah formal maupun informal. Mulai pendidikan agama, ilmu sosial dan ilmu lainnya.

Dari pendapat ketiga aliran tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa akhlak yang terbentuk dalam diri manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kedua faktor ini tidak dapat dipisahkan. Faktor internal sangat melekat dalam diri, faktor ekternal tidak dapat dihindari dalam kehidupan bermasyarakat. Inilah pengertian akhlak yang patut dipelajari untuk kehidupan kita. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

Tinggalkan komentar