Berdakwah.com, Sebelum beranjak jauh kepada pembahasan, mengenai pengertian sanad, matan, dan rawi, ada penjelasan bahwa ketiganya memiliki hubungan erat yang tidak bisa dilepaskan dari salah satunya. Sanad, ada namun tidak ada matan (pesan hadits) nya, maka tidak bisa dikatakan hadits. Ada dua-duanya, antara matan dan sanad, namun tidak ada perawi pun juga tidak bisa dinamakan hadits. Apa itu sanad, matan, dan rawi hadits?
Pengertian Sanad
Sanad memiliki dua arti, yaitu dalam segi bahasa dan istilah. Dalam segi bahasa merupakan pengertian dalam arti sempit. Sedangkan istilah merupakan arti sanad yang lebih luas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sanad Dalam Segi Bahasa
Sanad dalam pengertian bahasa sanada-yasnudu yang memiliki arti mutamad (yaitu sandaran atau bersandar, tempat berpegang, yang dipercaya atau yang sah) sehingga hadits-hadits yang memiliki sanad berarti memiliki orang-orang yang dipercaya dalam menyampaikan hadits rasul.
Sanad Dalam Segi Istilah
Sedangkan secara istilah, arti kata sanad adalah silsilah orang atau urutan yang menghubungkan kepada matan hadits.Maksudnya di sini ialah urutan orang-orang yang dapat menghubungkan hadits dan isi (matan) terbentuk. Orang-orang inilah yang disebut dengan sanad. Sanad berbeda dengan rawi, karena rawi orang terakhir yang menyampaikan hadits.
Contoh Sanad
Contoh sanad hadits di antaranya:
Qutaibah bin Sa’id telah meyampaikan hadits pada kami. Abd al-Wahab memberitakan kepada kami. Dia berkata: saya mendengar Yahya bin Sa’id yang mengatakan: Muhammad bin Ibrahim telah memberi tahu bahwa ia mendengar Alqamah bin Waqas al-Laytsi berkata: Aku mendengar Umar bin al-Khattab berkata: Saya dengar rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya amal itu dengan niat. Sesungguhnya bagi setiap orang tergantung pada apa yang dia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya kepada Allah dan rasulnya. Barang siapa yang hijrahnya untuk kepentingan dunia, atau yang hijrahnya karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya sesuai apa yang diharapkannya. (HR. Bukhari).
Hadits di atas merupakan contoh dari sanad, sanadnya yaitu orang-orang yang disebutkan sebelum mencapai pesan. Rantai jalur hadits yang dapat dijelaskan Yakni, 1. Nabi Muhammad SAW, 2. Umar bin al-Khattab, 3. Alqamah bin Waqas al-Laytsi, 4. Muhammad bin Ibrahim, 5. Yahya bin Sa’id, 6.Abd al-Wahab, 6. Qutaibah bin Sa’id. Demikian rantai urutan para penyampai pesan yang dapat disebutkan dalam hadits itu.
Baca Juga: Nama Malaikat Beserta Tugasnya
Pengertian Matan Hadits
Matan memiliki dua arti, bisa dilihat dari segi bahasa, atau bisa juga dari arti istilah. Pengertian matan secara bahasa berarti matan tersebut memiliki arti yang sederhana.
Pengertian Matan dalam Segi Bahasa
Matan hadits dalam arti bahasa memiliki arti ma shaluba wa irtafa’amin al-aradhi (tanah yang meninggi). Maksudnya adalah sebuah pesan yang ditinggikan.
Pengertian Matan dalam Segi Istilah
Lalu pengertian matan menurut istilah adalah materi dan lafadz yang ada di dalam hadits. Ada juga yang mengartikan matan sebagai ujung atau tujuan dari sanad. Sehingga seperti yang dikatakan ath-thibi, matan artinya lafazh-lafazh hadits yang di dalamnya terkandung makna-makna tertentu. Ada pengertian lain menurut istilah perkatan yang disebut pada akhir sanad yang mewakili pesan yang disampaikan oleh rasul melalui hadits tersebut.
Apa yang telah dijelaskan di atas mengenai pengertian sanad, matan secara bahasa dan istilah, kita dapat mengetahui bahwa antara sanad dan matan memiliki kesinambungan yang sangat erat. Sanad adalah orang-orang yang membawa pesan atau isi hadits itu bisa ada dan tersampaikan melalui hadits.
Sedangkan pengertian perawi hadits juga sangat mempengaruhi munculnya hadits kepada orang-orang di masa kini yang tinggal menikmati dan meneliti tentang keabsahannya dengan cara melihat para perawi dan sanad yang tersusun.
Matan sangat erat kaitannya dengan kebenaran hadits yang dibawa, karena dari sanad yang tersusun, matan atau isi ini harus disampaikan dengan kata yang sama. Jika berbeda redaksi maka hadits tersebut bisa diragukan keabshannya. Namun jika hadits itu mutawatir, dan mutawatirnya kategori ma’nawi, maka boleh, tetapi yang dapat menyimpulkan adalah para ulama’ seperti hadits yang telah berhasil dibukukan.
Contoh Matan
Contoh matan di antaranya
“ dari Muhammad yang diterima dari Abu Salamah yang diterima dari Abu Hurairah, bahwa rasulullah bersabda: “seandainya tidak memberatkan terhadap umatmu, niscaya aku suruh mereka untuk bersiwak (menggosok gigi) niscaya aku melakukan salat.”
Dapat dijelaskan bahwa “seandainya tidak memberatkan terhadap umatmu, niscaya aku suruh mereka untuk bersiwak (menggosok gigi) niscaya aku melakukan salat.” Merupakan isi hadits yang ada setelah sanad hadits disebutkan. Dengan demikian matan hadits dapat dikatakan sebagai inti pokok hadits.
Pengertian Rawi Hadits
Pengertian perawi atau rawi hadits ada dua macam, yaitu pengertian dalam segi bahasa lughat atau pengertian secara istilah, seperti di bawah ini:
Pengertian Rawi dalam Segi Bahasa
Rawi hadits dalam pengertian bahasa yaitu arawi yang artinya orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits itu kepada manusia. Bisa juga pengertian rawi hadits dalam bahasa adalah orang yang meriwayatkan hadits, rawi hadits, orang yang memindahkan hadits.
Pengertian Rawi dalam Segi Istilah
Lebih lanjut, antara rawi hadits dengan sanad memiliki kemiripan posisi. Sanad hadits adalah orang yang membawa hadits bisa sampai pada penyampai terakhir, namun harus tersusun dari beberapa orang penyampai. Harus ada orang yang pertama kali mendengar atau melihat langsung kepada rasul. Sedangkan perawi hadits adalah orang yang terakhir yang membawa hadits.
Contoh Rawi Hadits
Contoh rawi hadits di antaranya:
“Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’i al-Qaisi, katanya telah menceritakan kepadaku Abu Hisyama al-Mahzumi dari Abu al-Wahid yaitu Ibnu Ziyad, katanya telah menceritakan kepadaku ‘Utsman bin Hakim, katanya telah menceritakan kepadaku Muhammad al-Munqadir, dari ‘Arman, dari ‘Utsman bin Affan r.a berkata, dari Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang berwudlu dengan sempurna (sebaik-baiknya wudlu) keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunya.” (HR. Muslim).
Dari hadits di atas dapat dikatakan bahwa, hadits tersebut terdiri dari sanad, matan, dan perawi hadits. Karena telah dijelaskan seperti di atas bahwa sanad itu yang membawa pesan dari nabi hingga perawi akhir, maka perawi hadits di sini merupakan yang membawa pesan nabi untuk yang terakhir kali, biasanya diletakkan di akhir hadits. Jika dilihat dari hadits di atas, maka perawi haditsnya adalah Muslim.
Baca Juga: Pengertian Al-Quran
Kesimpulan
Demikian penjelasan mengenai sanad, matan, dan perawi hadits. Kesimpulannya, sanad adalah rangkaian orang-orang yang membawa hadits tersebut sampai kepada nabi Muhammad. Sedangkan matan merupakan isi pesan atau inti pokok hadits. Sedangkan perawi hadits adalah orang-orang yang meriwayatkan hadits namun tidak diletakkan di atas hadits, tapi di bawah hadits. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.